Ketika Kucing dan Ayam Jadi Sahabat


Di sebuah desa kecil, hiduplah seekor kucing bernama Tompel yang selalu penasaran dengan apa saja yang dilihatnya. Suatu hari, Tompel melihat sekumpulan ayam sedang mematuk-matuk di sekitar halaman rumah Pak Haji.

"Kok ayam-ayam itu senang banget ya, makan yang dari tanah begitu?" pikir Tompel sambil memperhatikan mereka.
Dengan penuh rasa ingin tahu, Tompel mendekat dan bertanya kepada salah satu ayam, "Hei, apa yang kalian makan di situ?"

Ayam-ayam itu berhenti sejenak dan menoleh ke arah Tompel. Salah satu ayam, namanya Mbok Koko, berkata, "Kami sedang mencari cacing. Ini makanan enak sekali, Tompel! Mau coba?"
Tompel merasa sedikit bingung. "Cacing? Enak? Memangnya rasanya kayak apa?"
Dengan gaya sok tahu, Mbok Koko menjelaskan, "Cacing itu seperti spaghetti alami, lembut dan gurih!"

Tompel penasaran. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menjulurkan cakarnya ke dalam tanah untuk mencari cacing. Setelah beberapa saat, Tompel berhasil menemukan satu ekor cacing kecil dan langsung memakannya.
"Bleh! Apa ini? Rasanya aneh!" seru Tompel sambil mengeluarkan cacing dari mulutnya.

Melihat reaksi Tompel, ayam-ayam lainnya tertawa terbahak-bahak. Salah satu ayam berkata, "Kamu memang bukan ayam, Tompel! Lain kali jangan coba-coba makan makanan kami!"

Tompel hanya bisa tertawa malu-malu sambil mengelap mulutnya. Ia akhirnya menyadari bahwa cacing memang bukan makanan untuknya, tapi ia senang karena hari itu mendapat teman-teman baru yang lucu, yaitu ayam-ayam di halaman rumah Pak Haji.

Sejak hari itu, Tompel selalu bermain bersama ayam-ayam setiap sore. Mereka bahkan sering bermain kejar-kejaran. Tompel mengejar ayam-ayam itu, tapi kali ini bukan untuk berburu, melainkan untuk bercanda dan bersenang-senang bersama.
Moral cerita: Kadang hal yang terlihat menarik bagi orang lain belum tentu cocok untuk kita.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama